Minggu, 20 Oktober 2013



BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkomunikasi secara pribadi merupakan keharusan bagi setiap orang. Manusia membutuhkan   dan sentiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. Selain itu ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat di puaskan lewat komunikasi dengan sesamanya. Oleh karena itu, penting bagi kita terampil berkomunikasi.
Disamping itu, sadar atau tidak seiring berjalannya waktu setiap makhluk akan berubah. begitupun halnya dengan kondisi manusia sebagai lakon utama dalam kehidupan ini. Manusia sebagai pelaku komunikasi terbesar di dunia ini.
Berbicara tentang manusia dan kehidupan sosial yang di dalamnya terjadi proses komunikasi maka seiring perubahan alam maka komunikasi juga berubah. Sesuai perkembangan zaman atau lebih popular dengan istilah ke-kontemporer-an.
Perubahan-perubahan akan menuntut kita untuk mempelajari lebih intens mengenai perubahan itu sendiri. Hal tersebut dilakukan adalah agar kita lebih memahami mengenai hidup ini. begitupun halnya dengan perubahan yng terjadi dalam komunikasi.
Sebagai insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena yang terjadi pada proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini. Tujuannya adalah agar terwujudnya komunikasi yang efektif dan mampu memberikan rasa nyaman dalam diri manusia.
Menurut Johnson (1981) ada beberapa peranan yang di sumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan dan kenyamanan hidup manusia yaitu:
1.    Membantu perkembangan intelektual dan sosial.
2.    Pembentukan identitas atau jati diri lewat komunikasi dengan orang lain.
3.    Pembandingan sosial untuk memahami realitas di sekeliling kita.
4.    Kualitas komunikasi atau hubungan dengan orang lain di tentukan oleh kesehatan mental kita.
Disamping itu agar merasa nyaman kita membutuhkan konfirmasi dari orang lain, yakni pengakuan berupa tanggapan dari orang lain yang menunjukkan bahwa diri kita normal, sehat dan berharga. Lawan dari konfirmasi adalah diskonfirmasi, yakni penolakan dari orang lain berupa tanggapan yang menunjukkan bahwa diri kita abnormal, tidak sehat dan tidak berharga. Semuanya itu hanya kita peroleh lewat komunikasi antarpribadi  komunikasi dengan orang lain.
1.2  Rumusan Masalah
Agar penulisan makalah ini tersusun secara sistematis dan terarah maka rumusan masalah yang perlu untuk dibahas adalah sebagai berikut :
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan Komunikasi ?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Antar Pribadi ?
1.2.3        Bagaimana keterkaitan antara komunikasi antar pribadi dalam perkembangan zaman ?
1.2.4      Bagaimana  penggunaan isyarat non verbal dalam komunikasi tatap muka dan  Teori-teori di dalam isyarat non verbal?
1.3 Tujuan Penulisan
Semua aktifitas yang dilakukan tentunya harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal dan tentu saja dalam proses di dalamnya pun membutuhkan langkah-langkah konkret yang sistematis. Adapun tujuan penulisan makalah ini secara detail adalah sebagai berikut :
1.3.1        Mengetahui pengertian Komunikasi.
1.3.2        Mengetahui maksud dari Komunikasi Antar Pribadi
1.3.3        Mengetahui keterkaitan antara komunikasi antar pribadi dalam perkembangan zaman.
1.3.4       Mengetahui penggunaan komunikasi non verbal dalam komunikasi tatap muka dan  teori-   teori dalam isyarat komunikasi non verbal.

1.4       Ruang Lingkup Penulisan
            Ruang lingkup karya ini tak terlepas dari rumusan masalah dan tujuan penulisan makalah. Adapun ruang lingkup penulisan yang akan di bahas adalah seputar pengertian komunikasi, komunikasi antar pribadi, keterkaitan antara komunikasi antar pribadi dalam perkembangan zaman, cara penggunaan komunikasi non verbal dalam komunikasi tatap muka dan seputar teori-teori dalam isyarat komunikasi non verbal.

1.5       Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dimana dalam proses penyusunannya, tak terlepas dari berbagai buku literature yang bisa dipertanggungjawabkan. Walau begitu, penulis pun selektif dalam memilih buku yang lebih mengarah dan berbobot sebagai penunjang tersusunnya makalah ini dan sebagai insan komunikasi, penulis pun mencoba mencari alternative lain dalam menemukan berbagai informasi yaitu melalui internet. Selain itu, penulis pun melakukan observasi langsung. Di mana dalam prosesnya, penulis secara langsung mengadakan dialog/ komunikasi dengan dosen pembimbing dan sharing dengan rekan-rekan penulis. Hal ini bertujuan agar dalam proses penulisan makalah ini terdapat unsur orsinilitas.

1.6  Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut ;
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
1.2        Rumusan Masalah
1.3        Tujuan Penulisan
1.4        Ruang Lingkup Penulisan
1.5        Metode Penulisan
1.6        Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1         Definisi Komunikasi
2.2         Komunikasi Antar Pribadi
2.3         Tinjauan Komunikasi Antar Pribadi dalam Perkembangan Zaman
2.4       Penggunaan isyarat non verbal dalam komunikasi tatap muka dan teori-teori di dalam isyarat non verbal.
BAB III PENUTUP
3.1       Simpulan
DAFTAR PUSTAKA














BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Definisi Komunikasi
Berbagai definisi mengenai komunikasi menunjukkan bahwa komunikasi merupakan kajian keilmuan yang mempunyai cakupan yang begitu kompleks dan dinamis. Komunikasi menyangkut semua aspek. Komunikasi tak terlepas dari manusia dan kehidupannya. Adapun secara definitif bahwa komunikasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
a.       Komunikasi menurut Carl I Houvland (Pakar Psikolog)
”Proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.”
b.      Komunikasi menurut R.Miller
”Terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”
c.       Komunikasi menurut Everett M Rogers
”Proses di mana suatu ide dialihkan dari suatu sumber kepada suatu penerima dengan maksud untuk mengubah perilaku mereka”.
d.      Komunikasi menurut Stewerd L Tubbs dan Sylvia Moss
”Proses pembentukkan makna diantara dua orang atau lebih”.
e.       Komunikasi menurut Carl I Houvland (Pakar Psikolog)
”Cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, Who? Says, what? In which channels? To whom? With what effect?”
Menurut Roucek dan Warren, komunikasi itu adalah suatu proses pemindahan atau pengoperan fakta-fakta, keyakinan-keyakinan sikap, reaksi-reaksi emosional, serta berbagai bentuk kesadaran manusia. Senada dengan pendapat Roucek & Warren ini adalah pendapatnya Cherry, yang menegaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi, dengan tujuan mencapai pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi semua pihak yang bersangkutan. Proses ini, dan kaitan hubungan yang ada di antara peserta dalam proses, kita sebut komunikasi. Komunikasi bukan merupakan jawabannya itu sendiri, tetapi pada hakikatnya merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerusan rangsangan dan pembangkitan balasannya. Dari di atas kita dapat menyimpulkan secara sederhana bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian  dan penerimaan pesan atau informasi di antara  dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh positif atau menimbulkan efek tertentu yang di harapkan.

2.2  Komunikasi Antar Pribadi
            Dari sudut aktivitasnya, komunikasi antarpribadi itu melalui beberapa tahap, yaitu tahap intrapribadi (intrapersonal communication), kemudian tahap komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), dan group communication.
Intrapersonal communication adalah komunikasi dengan dirinya sendiri. Ini merupakan cara di mana individu mengolah informasi atas dasar pengalaman hidup mereka sendiri. Oleh karena itu, komunikasi akan mengalami hambatan/kendala yang serius apabila yang melakukan komunikasi itu memiliki pengalaman hidup yang sangat berbeda. Ada yang mengatakan bahwa intrapersonal communication itu tidak lain adalah proses berpikir yang terjadi pada diri seseorang sebelum mengambil keputusan untuk menerima atau menolak stimulus yang dihadapinya.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) sering dilakukan secara tatap muka (face to face) . Oleh karena itu, bahasa/kata-kata merupakan sarana utamanya. Sekalipun demikian, penggunaan secara kombinasi dan sekaligus antara berbagai simbol-simbol lainnya, seperti gerakan tangan, ekspresi wajah dan sebagainya tentulah lebih positif karena dapat lebih mempertegas makna informasi dalam komunikasi yang sedang dilakukan.
Dalam definisi komunikasi antarpribadi berdasarkan komponen, kita dapat melakukan identifikasi komponen-komponen utama dari komunikasi antarpribadi tersebut, sementara dalam definisi berdasarkan hubungan, komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara 2 orang dengan tujuan bertukar informasi.
Komunikasi antarpribadi dibedakan dari jenis komunikasi yang lain karena (1) prediksi lebih didasarkan atas data psikologis ketimbang data sosiologi (2) prediksi didasarkan atas pengetahuan yang menjelaskan (explanatory knowledge) tentang satu sama lain dan (3) perilaku didasarkan pada aturan-aturan yang ditetapkan secara pribadi. Hubungan antarpribadi terbina melalui tahap-tahap. Setidak-tidaknya ada lima tahap yaitu kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan, dan pemutusan. Sementara itu daya tarik antarpribadi bergantung pada sedikitnya lima faktor, yaitu: daya tarik (fisik dan kepribadian), kedekatan, pengukuhan atau erat, kesamaan, dan komplementaritas.
Group communication adalah komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok. Kelompok ini bisa kecil, tetapi bisa juga besar. Besar-kecilnya jumlah anggota komunikasi kelompok ini tidak dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menyebut besar-kecilnya komunikasi kelompok. Yang jelas, smal group communication (komunikasi kelompok kecil) itu bersifat lebih rasional, face to face, kohesinya lebih kuat, dan terjadi solidaritas yang dinamis. Komunikasi pada kelompok kecil ini menguntungkan karena tanggapan para komunikan terhadap komunikator dapat langsung saat itu (bersifat dialogis).
Large group communication tidak lain adalah kelompok komunikan yang jumlahnya banyak/besar. Komunikan hampir-hampir tak punya peluang untuk memberi respons verbal kepada komunikator. Jadi, situasi dialogis tidak ada. Pada large group communication ini sering kali terjadi contagion mentale atau biasa disebut dengan wabah mental. Misalnya saja, ada salah seorang bertepuk tangan maka dengan segera akan diikuti oleh yang lain, demikian pula apabila seseorang mengucapkan yell-yell tertentu maka akan segera diikuti yang lain pula. Itulah sebabnya orang-orang di dalam komunikasi kelompok besar ini sering kali mengalami regresi intelektualita, tetapi emosinya menaik. Jangan heran kalau di dalam large group communication ini mudah untuk digerakkan sesuai dengan keinginan komunikator (mungkin positif, akan tetapi mungkin juga negatif).
Disamping Jenis komunikasi antar pribadi diatas,  ada beberapa hal yang perlu di perhatikan adalah unsur pembukaan diri, membangun kepercayaan, berkomunikasi secara non verbal, megungkapkan perasaan, saling menerima dan mendukung.

2.3  Tinjauan Komunikasi Antar Pribadi dalam Perkembangan Zaman
Diri pribadi adalah suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang untuk dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki kekhasan sendiri sebagai manusia ini, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian.
Telah dijelaskan di atas mengenai apa itu komunikasi antar pribadi, factor-faktornya, tahapan dan jenisnya. Sehingga tak perlu penulis jelaskan kembali mengenai hal tersebut pada sub bab ini. Penulis akan lebih mengkaji mengenai kekontemporeran komunikasi antar pribadi.
Mengupas mengenai komunikasi antar pribadi dan kekontemporerannya, maka hal yang lebih menonjol adalah pada media komunikasi yang erat dengan perkembangan teknologi. Ke-kontemporeran akan sangat jelas terlihat di sana. Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat. Keberadaannya membawa pengaruh yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia.
Berbicara teknologi berkaitan dengan komunikasi antar pribadi, maka saat ini tengah merajalela teknologi komunikasi yang bernama handphone. Tak dapat dipungkiri bahwa handphone merupakan alat komunikasi yang tidak dapat ditinggalkan oleh manusia modern ini. Keberadaannya seakan menjadi kebutuhan primer. Kemana pun manusia pergi, barang mungil ini selalu nangkring. Baik di saku maupun di tas.
Selain handphone, internet pun sangat berkontribusi dalam akselerasi perkembangan zaman dan komunikasi. Namun sekali lagi, bahwa memang pada dasarnya teknologi akan membuat mudah hidup manusia, dan bukan berarti semuanya serba sempurna. Maksudnya adalah bahwa dengan teknologi pun ada sisi lain yang merupakan efek negative. Misalnya dalam proses komunikasi antar orang dengan menggunakan media teknologi, antara komunikator dan komunikan tidak langsung bertemu. Sehingga hal tersebut akan memicu kurangnya keefektifan komunikasi.
Pada proses komunikasi antar pribadi dengan menggunakan teknologi sebagai medianya, maka kerap terjadi miss communication. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi antar pribadi komunikasi. Miss communication adalah konflik dalam komunikasi antarpribadi. Untuk imbangkanlah tujuan dari pribadi kita dan hubungan baik dengan pihak lain sehingga keputusan yang diambil tidak merugikan kedua belah pihak.
Pengalaman dalam kehidupan akan membentuk pribadi setiap manusia, tetapi setiap orang juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada diri pribadinya. Kesadaran terhadap diri pribadi ini pada dasarnya adalah suatu proses persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri.

2.4       Penggunaan Isyarat Non Verbal Dalam Komunikasi Tatap Muka Dan  Teori-   Teori Dalam Isyarat Komunikasi Non Verbal.
            Menurut Ekman dan Friesen asal mula suatu aktivitas nonverbal atau tindakan seseorang sebenarnya dapat dijelaskan melalui gerakan system-system syaraf (psikologi), atau kontak-kontak khusus (sosiologi), keragaman hubungan antar kelompok budaya maupun antar pribadi.
Dengan perlambangan dimaksudkan bahwa suatu aktifitas nonverbal dapat diamati dari keterkaitan antar suatu tindakan pemaknaannya.hal ini penting  untuk membedakan manakah tindakan yang benar-benar asli mana yang buat sekedar senang hati saja. Dalam perlambangan menurut kedua ahli tersebut di kenal 3 jenis:
  • Arbritrary: Adalah suatu perilaku nonverbal yang disampaikan sekehendak hati. Sebagai contoh anggukan kepala merupakan satu lambang setuju terhadap sesuatu.
  • Iconic: Adalah isyarat nonverbal yang menyerupai pernyataan yang diwakili suatu pesan. kadang-kadang  kita melukiskan sesuatu dengan menggerakan tangan di udara untuk meyakinkan apa yang sedang di percakapkan.
  • Intrinsic: Merupakan jenis perlambangan intrinsic selalu berisi pengertian dalam tanda itu sendiri sehinggga tanda merupakan bagian pengertian yang di wakilinya. Menangis merupakan suatu contoh yang baik dimana menangis merupakan lambang luapan emosi atau perasaan namun demikian  menangis juga sebagian dari emosi. Jadi menangis merupakan tanda emosi dan bagian dari emosi.
Perlu kita pahami bahwa komunikasi non verbal jauh lebih efektif di bandingkan dengan komunikasi verbal. Hal ini bisa kita lihat dari komunikasi yang menggambarkan ekspresi atau ungkapan tertentu  dan gerak tubuh (johnson, 1981). Komunikasi non verbal lebih jujur, terbuka dan efesien untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebab lebih mudah di pahami.
Dalam komunikasi keseharian kita, ada lima taraf komunikasi yang perlu kita pahami agar kita bisa menjalin hubungan yangbaik dengan sesama yaitu  taraf basa-basi, taraf mebicarakan orang lain, taraf menyataka gagasan dan pendapat, taraf hati dan perasaan dan taraf  hubungan puncak.

Komunikasi Yang Efektif
      Komunikasi efektif bila kita menggunakan kumunikasi non verbal. Komunikasi di katakan efektif bila penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana di maksudkan oleh pengirim. Kenyataannya sering kita gagal memahami. Sumber utama kesalah pahaman  dalam komunikasi adalah cara penerima menangkap makna suatu pesan berdasar dari yang dimaksud dari pengirim.
      Sumber hambatan/ kesalahpahaman memahami makna pesan dari pengirim adalah  bersifat emosional/sosial, mendengarkan secara sadar atau tidak dengan maksud menghakimi si pengirim, gagal menangkap makna konotatif karena kalimat yang ambigu dari pengirim, dan ketidak saling percayaan.
      Bagaimanakah pesan yang efektif itu? Menurut Johnson (1981)  ada 3 syarat yang harus di penuhi yaitu: pesan yang kita kiri mudah di pahami, ada kadar kredibilitas (di percaya sebagai sumber informasi dan memberi motivasi) di telinga penerima dan memiliki keterampilan menyampaikan pesan sehingga mendapat umpan balik yang optimal yang positif dari penerima.




BAB III PENUTUP
Simpulan
3.1.1 Komunikasi menurut Carl I Houvland (Pakar Psikolog) ”Cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, Who? Says, what? In which channels? To whom? With what effect?”
3.1.2 Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) sering dilakukan secara tatap muka (face to face) . Oleh karena itu, bahasa/kata-kata merupakan sarana utamanya. Sekalipun demikian, penggunaan secara kombinasi dan sekaligus antara berbagai simbol-simbol lainnya, seperti gerakan tangan, ekspresi wajah dan sebagainya tentulah lebih positif karena dapat lebih mempertegas makna informasi dalam komunikasi yang sedang dilakukan.
3.1.3 Diri pribadi adalah suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang untuk dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki kekhasan sendiri sebagai manusia ini, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar