BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkomunikasi secara pribadi
merupakan keharusan bagi setiap orang. Manusia membutuhkan dan sentiasa berusaha membuka serta menjalin
komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. Selain itu ada sejumlah kebutuhan di
dalam diri manusia yang hanya dapat di puaskan lewat komunikasi dengan
sesamanya. Oleh karena itu, penting bagi kita terampil berkomunikasi.
Disamping itu, sadar atau tidak
seiring berjalannya waktu setiap makhluk akan berubah. begitupun halnya dengan
kondisi manusia sebagai lakon utama dalam kehidupan ini. Manusia sebagai pelaku
komunikasi terbesar di dunia ini.
Berbicara tentang manusia dan
kehidupan sosial yang di dalamnya terjadi proses komunikasi maka seiring
perubahan alam maka komunikasi juga berubah. Sesuai
perkembangan zaman atau lebih popular dengan istilah ke-kontemporer-an.
Perubahan-perubahan
akan menuntut kita untuk mempelajari lebih intens mengenai perubahan itu
sendiri. Hal tersebut dilakukan adalah agar kita lebih memahami mengenai hidup
ini. begitupun halnya dengan perubahan yng terjadi dalam komunikasi.
Sebagai
insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena yang
terjadi pada proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini. Tujuannya
adalah agar terwujudnya komunikasi yang efektif dan mampu memberikan rasa
nyaman dalam diri manusia.
Menurut Johnson (1981) ada
beberapa peranan yang di sumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka
menciptakan kebahagiaan dan kenyamanan hidup manusia yaitu:
1.
Membantu
perkembangan intelektual dan sosial.
2.
Pembentukan
identitas atau jati diri lewat komunikasi dengan orang lain.
3.
Pembandingan
sosial untuk memahami realitas di sekeliling kita.
4.
Kualitas
komunikasi atau hubungan dengan orang lain di tentukan oleh kesehatan mental
kita.
Disamping
itu agar merasa nyaman kita membutuhkan konfirmasi dari orang lain, yakni
pengakuan berupa tanggapan dari orang lain yang menunjukkan bahwa diri kita
normal, sehat dan berharga. Lawan dari konfirmasi adalah diskonfirmasi, yakni
penolakan dari orang lain berupa tanggapan yang menunjukkan bahwa diri kita
abnormal, tidak sehat dan tidak berharga. Semuanya itu hanya kita peroleh lewat
komunikasi antarpribadi komunikasi
dengan orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
Agar
penulisan makalah ini tersusun secara sistematis dan terarah maka rumusan
masalah yang perlu untuk dibahas adalah sebagai berikut :
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan Komunikasi
?
1.2.2
Apa yang dimaksud
dengan Komunikasi Antar Pribadi ?
1.2.3
Bagaimana keterkaitan antara komunikasi antar pribadi dalam perkembangan zaman ?
1.2.4 Bagaimana penggunaan isyarat non verbal dalam
komunikasi tatap muka dan Teori-teori di
dalam isyarat non verbal?
1.3
Tujuan Penulisan
Semua
aktifitas yang dilakukan tentunya harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga
diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal dan tentu saja dalam proses di
dalamnya pun membutuhkan langkah-langkah konkret yang sistematis. Adapun tujuan
penulisan makalah ini secara detail adalah sebagai berikut :
1.3.1
Mengetahui pengertian Komunikasi.
1.3.2
Mengetahui maksud
dari Komunikasi Antar Pribadi
1.3.3
Mengetahui keterkaitan antara komunikasi antar pribadi dalam perkembangan zaman.
1.3.4 Mengetahui
penggunaan komunikasi non verbal dalam komunikasi tatap muka dan teori-
teori dalam isyarat komunikasi non verbal.
1.4 Ruang Lingkup
Penulisan
Ruang lingkup karya ini tak terlepas
dari rumusan masalah dan tujuan penulisan makalah. Adapun ruang lingkup
penulisan yang akan di bahas adalah seputar pengertian komunikasi, komunikasi antar
pribadi,
keterkaitan antara komunikasi antar pribadi dalam perkembangan zaman, cara
penggunaan komunikasi non verbal dalam komunikasi tatap muka dan seputar
teori-teori dalam isyarat komunikasi non verbal.
1.5 Metode Penulisan
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dimana dalam
proses penyusunannya, tak terlepas dari berbagai buku literature yang bisa
dipertanggungjawabkan. Walau begitu, penulis pun selektif dalam memilih buku
yang lebih mengarah dan berbobot sebagai penunjang tersusunnya makalah ini dan
sebagai insan komunikasi, penulis pun mencoba mencari alternative lain dalam
menemukan berbagai informasi yaitu melalui internet. Selain itu, penulis pun
melakukan observasi langsung. Di mana dalam prosesnya, penulis secara langsung
mengadakan dialog/ komunikasi dengan dosen pembimbing dan sharing dengan rekan-rekan
penulis. Hal ini bertujuan agar dalam proses penulisan makalah ini terdapat
unsur orsinilitas.
1.6 Sistematika
Penulisan
Adapun sistematika penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut ;
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
Penulisan
1.4 Ruang
Lingkup Penulisan
1.5 Metode
Penulisan
1.6 Sistematika
Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Definisi Komunikasi
2.2
Komunikasi Antar Pribadi
2.3
Tinjauan Komunikasi Antar Pribadi dalam Perkembangan Zaman
2.4 Penggunaan isyarat non verbal dalam
komunikasi tatap muka dan teori-teori di dalam isyarat non verbal.
BAB
III PENUTUP
3.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Komunikasi
Berbagai definisi mengenai
komunikasi menunjukkan bahwa komunikasi merupakan kajian keilmuan yang
mempunyai cakupan yang begitu kompleks dan dinamis. Komunikasi menyangkut semua
aspek. Komunikasi tak terlepas dari manusia dan kehidupannya. Adapun secara
definitif bahwa komunikasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
a. Komunikasi
menurut Carl I Houvland (Pakar Psikolog)
”Proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.”
b. Komunikasi
menurut R.Miller
”Terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima
dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”
c. Komunikasi
menurut Everett M Rogers
”Proses di mana suatu ide dialihkan dari suatu sumber kepada suatu penerima
dengan maksud untuk mengubah perilaku mereka”.
d. Komunikasi
menurut Stewerd L Tubbs dan Sylvia Moss
”Proses pembentukkan makna diantara dua orang atau lebih”.
e. Komunikasi
menurut Carl I Houvland (Pakar Psikolog)
”Cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, Who? Says, what? In which channels? To whom? With what
effect?”
Menurut Roucek dan Warren,
komunikasi itu adalah suatu proses pemindahan atau pengoperan fakta-fakta,
keyakinan-keyakinan sikap, reaksi-reaksi emosional, serta berbagai bentuk kesadaran
manusia. Senada dengan pendapat Roucek & Warren ini adalah pendapatnya
Cherry, yang menegaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana
pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi, dengan tujuan mencapai
pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi semua
pihak yang bersangkutan. Proses ini, dan kaitan hubungan yang ada di antara
peserta dalam proses, kita sebut komunikasi. Komunikasi bukan merupakan
jawabannya itu sendiri, tetapi pada hakikatnya merupakan kaitan hubungan yang
ditimbulkan oleh penerusan rangsangan dan pembangkitan balasannya. Dari di atas
kita dapat menyimpulkan secara sederhana bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian
dan penerimaan pesan atau informasi di antara dua orang atau lebih dengan harapan
terjadinya pengaruh positif atau menimbulkan efek tertentu yang di harapkan.
2.2 Komunikasi Antar Pribadi
Dari
sudut aktivitasnya, komunikasi antarpribadi itu melalui beberapa tahap, yaitu
tahap intrapribadi (intrapersonal communication), kemudian tahap komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication), dan group communication.
Intrapersonal
communication adalah komunikasi dengan dirinya sendiri. Ini merupakan cara di
mana individu mengolah informasi atas dasar pengalaman hidup mereka sendiri. Oleh
karena itu, komunikasi akan mengalami hambatan/kendala yang serius apabila yang
melakukan komunikasi itu memiliki pengalaman hidup yang sangat berbeda. Ada
yang mengatakan bahwa intrapersonal communication itu tidak lain adalah proses
berpikir yang terjadi pada diri seseorang sebelum mengambil keputusan untuk
menerima atau menolak stimulus yang dihadapinya.
Komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) sering dilakukan secara tatap muka
(face to face) . Oleh karena itu, bahasa/kata-kata merupakan sarana utamanya.
Sekalipun demikian, penggunaan secara kombinasi dan sekaligus antara berbagai
simbol-simbol lainnya, seperti gerakan tangan, ekspresi wajah dan sebagainya
tentulah lebih positif karena dapat lebih mempertegas makna informasi dalam komunikasi
yang sedang dilakukan.
Dalam
definisi komunikasi antarpribadi berdasarkan komponen, kita dapat melakukan
identifikasi komponen-komponen utama dari komunikasi antarpribadi tersebut,
sementara dalam definisi berdasarkan hubungan, komunikasi antarpribadi
didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara 2 orang dengan tujuan
bertukar informasi.
Komunikasi
antarpribadi dibedakan dari jenis komunikasi yang lain karena (1) prediksi
lebih didasarkan atas data psikologis ketimbang data sosiologi (2) prediksi
didasarkan atas pengetahuan yang menjelaskan (explanatory knowledge) tentang
satu sama lain dan (3) perilaku didasarkan pada aturan-aturan yang ditetapkan
secara pribadi. Hubungan antarpribadi terbina melalui tahap-tahap.
Setidak-tidaknya ada lima tahap yaitu kontak, keterlibatan, keakraban,
perusakan, dan pemutusan. Sementara itu daya tarik antarpribadi bergantung pada
sedikitnya lima faktor, yaitu: daya tarik (fisik dan kepribadian), kedekatan,
pengukuhan atau erat, kesamaan, dan komplementaritas.
Group
communication adalah komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang
berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok. Kelompok ini bisa kecil, tetapi
bisa juga besar. Besar-kecilnya jumlah anggota komunikasi kelompok ini tidak
dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menyebut besar-kecilnya komunikasi
kelompok. Yang jelas, smal group communication (komunikasi kelompok kecil) itu
bersifat lebih rasional, face to face, kohesinya lebih kuat, dan terjadi
solidaritas yang dinamis. Komunikasi pada kelompok kecil ini menguntungkan
karena tanggapan para komunikan terhadap komunikator dapat langsung saat itu
(bersifat dialogis).
Large
group communication tidak lain adalah kelompok komunikan yang jumlahnya
banyak/besar. Komunikan hampir-hampir tak punya peluang untuk memberi respons
verbal kepada komunikator. Jadi, situasi dialogis tidak ada. Pada large group
communication ini sering kali terjadi contagion mentale atau biasa disebut
dengan wabah mental. Misalnya saja, ada salah seorang bertepuk tangan maka dengan
segera akan diikuti oleh yang lain, demikian pula apabila seseorang mengucapkan
yell-yell tertentu maka akan segera diikuti yang lain pula. Itulah sebabnya
orang-orang di dalam komunikasi kelompok besar ini sering kali mengalami
regresi intelektualita, tetapi emosinya menaik. Jangan heran kalau di dalam
large group communication ini mudah untuk digerakkan sesuai dengan keinginan
komunikator (mungkin positif, akan tetapi mungkin juga negatif).
Disamping
Jenis komunikasi antar pribadi diatas,
ada beberapa hal yang perlu di perhatikan adalah unsur pembukaan diri,
membangun kepercayaan, berkomunikasi secara non verbal, megungkapkan perasaan,
saling menerima dan mendukung.
2.3 Tinjauan Komunikasi Antar Pribadi dalam Perkembangan
Zaman
Diri pribadi adalah suatu ukuran
kualitas yang memungkinkan seseorang untuk dianggap dan dikenali sebagai
individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang
memiliki kekhasan sendiri sebagai manusia ini, tumbuh dan berkembang melalui
interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak
dilahirkan dengan membawa kepribadian.
Telah
dijelaskan di atas mengenai apa itu komunikasi antar pribadi, factor-faktornya,
tahapan dan jenisnya. Sehingga tak perlu penulis jelaskan kembali mengenai hal
tersebut pada sub bab ini. Penulis akan lebih mengkaji mengenai kekontemporeran
komunikasi antar pribadi.
Mengupas mengenai komunikasi
antar pribadi dan kekontemporerannya, maka hal yang lebih menonjol adalah pada media komunikasi yang erat dengan perkembangan
teknologi. Ke-kontemporeran akan sangat jelas terlihat di sana.
Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat. Keberadaannya membawa pengaruh
yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia.
Berbicara teknologi berkaitan
dengan komunikasi antar pribadi, maka saat ini tengah merajalela teknologi
komunikasi yang bernama handphone. Tak
dapat dipungkiri bahwa handphone
merupakan alat komunikasi yang tidak dapat ditinggalkan oleh manusia modern
ini. Keberadaannya seakan menjadi kebutuhan primer. Kemana pun manusia pergi,
barang mungil ini selalu nangkring. Baik
di saku maupun di tas.
Selain handphone, internet pun sangat berkontribusi dalam akselerasi
perkembangan zaman dan komunikasi. Namun sekali lagi, bahwa memang pada
dasarnya teknologi akan membuat mudah hidup manusia, dan bukan berarti semuanya
serba sempurna. Maksudnya adalah bahwa dengan teknologi pun ada sisi lain yang
merupakan efek negative. Misalnya dalam proses komunikasi antar orang dengan
menggunakan media teknologi, antara komunikator dan komunikan tidak langsung
bertemu. Sehingga hal tersebut akan memicu kurangnya keefektifan komunikasi.
Pada proses komunikasi antar
pribadi dengan menggunakan teknologi sebagai medianya, maka kerap terjadi miss communication. Hal ini biasanya
disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi antar pribadi komunikasi. Miss
communication adalah konflik dalam komunikasi antarpribadi. Untuk imbangkanlah
tujuan dari pribadi kita dan hubungan baik dengan pihak lain sehingga keputusan
yang diambil tidak merugikan kedua belah pihak.
Pengalaman dalam kehidupan akan
membentuk pribadi setiap manusia, tetapi setiap orang juga harus menyadari apa
yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada diri pribadinya. Kesadaran
terhadap diri pribadi ini pada dasarnya adalah suatu proses persepsi yang
ditujukan pada dirinya sendiri.
2.4 Penggunaan Isyarat Non Verbal Dalam
Komunikasi Tatap Muka Dan Teori- Teori Dalam Isyarat Komunikasi Non Verbal.
Menurut
Ekman dan Friesen asal mula suatu aktivitas nonverbal atau tindakan seseorang
sebenarnya dapat dijelaskan melalui gerakan system-system syaraf (psikologi),
atau kontak-kontak khusus (sosiologi), keragaman hubungan antar kelompok budaya
maupun antar pribadi.
Dengan perlambangan dimaksudkan
bahwa suatu aktifitas nonverbal dapat diamati dari keterkaitan antar suatu
tindakan pemaknaannya.hal ini penting untuk membedakan manakah tindakan
yang benar-benar asli mana yang buat sekedar senang hati saja. Dalam
perlambangan menurut kedua ahli tersebut di kenal 3 jenis:
- Arbritrary: Adalah suatu perilaku nonverbal yang disampaikan sekehendak hati. Sebagai contoh anggukan kepala merupakan satu lambang setuju terhadap sesuatu.
- Iconic: Adalah isyarat nonverbal yang menyerupai pernyataan yang diwakili suatu pesan. kadang-kadang kita melukiskan sesuatu dengan menggerakan tangan di udara untuk meyakinkan apa yang sedang di percakapkan.
- Intrinsic: Merupakan jenis perlambangan intrinsic selalu berisi pengertian dalam tanda itu sendiri sehinggga tanda merupakan bagian pengertian yang di wakilinya. Menangis merupakan suatu contoh yang baik dimana menangis merupakan lambang luapan emosi atau perasaan namun demikian menangis juga sebagian dari emosi. Jadi menangis merupakan tanda emosi dan bagian dari emosi.
Perlu kita pahami bahwa
komunikasi non verbal jauh lebih efektif di bandingkan dengan komunikasi
verbal. Hal ini bisa kita lihat dari komunikasi yang menggambarkan ekspresi
atau ungkapan tertentu dan gerak tubuh
(johnson, 1981). Komunikasi non verbal lebih jujur, terbuka dan efesien untuk
digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebab lebih mudah di pahami.
Dalam komunikasi keseharian kita,
ada lima taraf komunikasi yang perlu kita pahami agar kita bisa menjalin
hubungan yangbaik dengan sesama yaitu
taraf basa-basi, taraf mebicarakan orang lain, taraf menyataka gagasan
dan pendapat, taraf hati dan perasaan dan taraf
hubungan puncak.
Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi
efektif bila kita menggunakan kumunikasi non verbal. Komunikasi di katakan
efektif bila penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana di
maksudkan oleh pengirim. Kenyataannya sering kita gagal memahami. Sumber utama
kesalah pahaman dalam komunikasi adalah
cara penerima menangkap makna suatu pesan berdasar dari yang dimaksud dari
pengirim.
Sumber
hambatan/ kesalahpahaman memahami makna pesan dari pengirim adalah bersifat emosional/sosial, mendengarkan
secara sadar atau tidak dengan maksud menghakimi si pengirim, gagal menangkap
makna konotatif karena kalimat yang ambigu dari pengirim, dan ketidak saling
percayaan.
Bagaimanakah
pesan yang efektif itu? Menurut Johnson (1981)
ada 3 syarat yang harus di penuhi yaitu: pesan yang kita kiri mudah di
pahami, ada kadar kredibilitas (di percaya sebagai sumber informasi dan memberi
motivasi) di telinga penerima dan memiliki keterampilan menyampaikan pesan
sehingga mendapat umpan balik yang optimal yang positif dari penerima.
BAB III PENUTUP
Simpulan
3.1.1
Komunikasi menurut Carl I Houvland (Pakar Psikolog) ”Cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, Who? Says, what? In which channels? To whom? With what
effect?”
3.1.2 Komunikasi antarpribadi
(interpersonal communication) sering dilakukan secara tatap muka (face to face)
. Oleh karena itu, bahasa/kata-kata merupakan sarana utamanya. Sekalipun
demikian, penggunaan secara kombinasi dan sekaligus antara berbagai
simbol-simbol lainnya, seperti gerakan tangan, ekspresi wajah dan sebagainya
tentulah lebih positif karena dapat lebih mempertegas makna informasi dalam
komunikasi yang sedang dilakukan.
3.1.3
Diri pribadi adalah suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang untuk
dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya.
Kualitas yang membuat seseorang memiliki kekhasan sendiri sebagai manusia ini,
tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan
orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian.