Minggu, 20 Oktober 2013



BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkomunikasi secara pribadi merupakan keharusan bagi setiap orang. Manusia membutuhkan   dan sentiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. Selain itu ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat di puaskan lewat komunikasi dengan sesamanya. Oleh karena itu, penting bagi kita terampil berkomunikasi.
Disamping itu, sadar atau tidak seiring berjalannya waktu setiap makhluk akan berubah. begitupun halnya dengan kondisi manusia sebagai lakon utama dalam kehidupan ini. Manusia sebagai pelaku komunikasi terbesar di dunia ini.
Berbicara tentang manusia dan kehidupan sosial yang di dalamnya terjadi proses komunikasi maka seiring perubahan alam maka komunikasi juga berubah. Sesuai perkembangan zaman atau lebih popular dengan istilah ke-kontemporer-an.
Perubahan-perubahan akan menuntut kita untuk mempelajari lebih intens mengenai perubahan itu sendiri. Hal tersebut dilakukan adalah agar kita lebih memahami mengenai hidup ini. begitupun halnya dengan perubahan yng terjadi dalam komunikasi.
Sebagai insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena yang terjadi pada proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini. Tujuannya adalah agar terwujudnya komunikasi yang efektif dan mampu memberikan rasa nyaman dalam diri manusia.
Menurut Johnson (1981) ada beberapa peranan yang di sumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan dan kenyamanan hidup manusia yaitu:
1.    Membantu perkembangan intelektual dan sosial.
2.    Pembentukan identitas atau jati diri lewat komunikasi dengan orang lain.
3.    Pembandingan sosial untuk memahami realitas di sekeliling kita.
4.    Kualitas komunikasi atau hubungan dengan orang lain di tentukan oleh kesehatan mental kita.
Disamping itu agar merasa nyaman kita membutuhkan konfirmasi dari orang lain, yakni pengakuan berupa tanggapan dari orang lain yang menunjukkan bahwa diri kita normal, sehat dan berharga. Lawan dari konfirmasi adalah diskonfirmasi, yakni penolakan dari orang lain berupa tanggapan yang menunjukkan bahwa diri kita abnormal, tidak sehat dan tidak berharga. Semuanya itu hanya kita peroleh lewat komunikasi antarpribadi  komunikasi dengan orang lain.
1.2  Rumusan Masalah
Agar penulisan makalah ini tersusun secara sistematis dan terarah maka rumusan masalah yang perlu untuk dibahas adalah sebagai berikut :
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan Komunikasi ?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Antar Pribadi ?
1.2.3        Bagaimana keterkaitan antara komunikasi antar pribadi dalam perkembangan zaman ?
1.2.4      Bagaimana  penggunaan isyarat non verbal dalam komunikasi tatap muka dan  Teori-teori di dalam isyarat non verbal?
1.3 Tujuan Penulisan
Semua aktifitas yang dilakukan tentunya harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal dan tentu saja dalam proses di dalamnya pun membutuhkan langkah-langkah konkret yang sistematis. Adapun tujuan penulisan makalah ini secara detail adalah sebagai berikut :
1.3.1        Mengetahui pengertian Komunikasi.
1.3.2        Mengetahui maksud dari Komunikasi Antar Pribadi
1.3.3        Mengetahui keterkaitan antara komunikasi antar pribadi dalam perkembangan zaman.
1.3.4       Mengetahui penggunaan komunikasi non verbal dalam komunikasi tatap muka dan  teori-   teori dalam isyarat komunikasi non verbal.

1.4       Ruang Lingkup Penulisan
            Ruang lingkup karya ini tak terlepas dari rumusan masalah dan tujuan penulisan makalah. Adapun ruang lingkup penulisan yang akan di bahas adalah seputar pengertian komunikasi, komunikasi antar pribadi, keterkaitan antara komunikasi antar pribadi dalam perkembangan zaman, cara penggunaan komunikasi non verbal dalam komunikasi tatap muka dan seputar teori-teori dalam isyarat komunikasi non verbal.

1.5       Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dimana dalam proses penyusunannya, tak terlepas dari berbagai buku literature yang bisa dipertanggungjawabkan. Walau begitu, penulis pun selektif dalam memilih buku yang lebih mengarah dan berbobot sebagai penunjang tersusunnya makalah ini dan sebagai insan komunikasi, penulis pun mencoba mencari alternative lain dalam menemukan berbagai informasi yaitu melalui internet. Selain itu, penulis pun melakukan observasi langsung. Di mana dalam prosesnya, penulis secara langsung mengadakan dialog/ komunikasi dengan dosen pembimbing dan sharing dengan rekan-rekan penulis. Hal ini bertujuan agar dalam proses penulisan makalah ini terdapat unsur orsinilitas.

1.6  Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut ;
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
1.2        Rumusan Masalah
1.3        Tujuan Penulisan
1.4        Ruang Lingkup Penulisan
1.5        Metode Penulisan
1.6        Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1         Definisi Komunikasi
2.2         Komunikasi Antar Pribadi
2.3         Tinjauan Komunikasi Antar Pribadi dalam Perkembangan Zaman
2.4       Penggunaan isyarat non verbal dalam komunikasi tatap muka dan teori-teori di dalam isyarat non verbal.
BAB III PENUTUP
3.1       Simpulan
DAFTAR PUSTAKA














BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Definisi Komunikasi
Berbagai definisi mengenai komunikasi menunjukkan bahwa komunikasi merupakan kajian keilmuan yang mempunyai cakupan yang begitu kompleks dan dinamis. Komunikasi menyangkut semua aspek. Komunikasi tak terlepas dari manusia dan kehidupannya. Adapun secara definitif bahwa komunikasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
a.       Komunikasi menurut Carl I Houvland (Pakar Psikolog)
”Proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.”
b.      Komunikasi menurut R.Miller
”Terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”
c.       Komunikasi menurut Everett M Rogers
”Proses di mana suatu ide dialihkan dari suatu sumber kepada suatu penerima dengan maksud untuk mengubah perilaku mereka”.
d.      Komunikasi menurut Stewerd L Tubbs dan Sylvia Moss
”Proses pembentukkan makna diantara dua orang atau lebih”.
e.       Komunikasi menurut Carl I Houvland (Pakar Psikolog)
”Cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, Who? Says, what? In which channels? To whom? With what effect?”
Menurut Roucek dan Warren, komunikasi itu adalah suatu proses pemindahan atau pengoperan fakta-fakta, keyakinan-keyakinan sikap, reaksi-reaksi emosional, serta berbagai bentuk kesadaran manusia. Senada dengan pendapat Roucek & Warren ini adalah pendapatnya Cherry, yang menegaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi, dengan tujuan mencapai pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi semua pihak yang bersangkutan. Proses ini, dan kaitan hubungan yang ada di antara peserta dalam proses, kita sebut komunikasi. Komunikasi bukan merupakan jawabannya itu sendiri, tetapi pada hakikatnya merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerusan rangsangan dan pembangkitan balasannya. Dari di atas kita dapat menyimpulkan secara sederhana bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian  dan penerimaan pesan atau informasi di antara  dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh positif atau menimbulkan efek tertentu yang di harapkan.

2.2  Komunikasi Antar Pribadi
            Dari sudut aktivitasnya, komunikasi antarpribadi itu melalui beberapa tahap, yaitu tahap intrapribadi (intrapersonal communication), kemudian tahap komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), dan group communication.
Intrapersonal communication adalah komunikasi dengan dirinya sendiri. Ini merupakan cara di mana individu mengolah informasi atas dasar pengalaman hidup mereka sendiri. Oleh karena itu, komunikasi akan mengalami hambatan/kendala yang serius apabila yang melakukan komunikasi itu memiliki pengalaman hidup yang sangat berbeda. Ada yang mengatakan bahwa intrapersonal communication itu tidak lain adalah proses berpikir yang terjadi pada diri seseorang sebelum mengambil keputusan untuk menerima atau menolak stimulus yang dihadapinya.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) sering dilakukan secara tatap muka (face to face) . Oleh karena itu, bahasa/kata-kata merupakan sarana utamanya. Sekalipun demikian, penggunaan secara kombinasi dan sekaligus antara berbagai simbol-simbol lainnya, seperti gerakan tangan, ekspresi wajah dan sebagainya tentulah lebih positif karena dapat lebih mempertegas makna informasi dalam komunikasi yang sedang dilakukan.
Dalam definisi komunikasi antarpribadi berdasarkan komponen, kita dapat melakukan identifikasi komponen-komponen utama dari komunikasi antarpribadi tersebut, sementara dalam definisi berdasarkan hubungan, komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara 2 orang dengan tujuan bertukar informasi.
Komunikasi antarpribadi dibedakan dari jenis komunikasi yang lain karena (1) prediksi lebih didasarkan atas data psikologis ketimbang data sosiologi (2) prediksi didasarkan atas pengetahuan yang menjelaskan (explanatory knowledge) tentang satu sama lain dan (3) perilaku didasarkan pada aturan-aturan yang ditetapkan secara pribadi. Hubungan antarpribadi terbina melalui tahap-tahap. Setidak-tidaknya ada lima tahap yaitu kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan, dan pemutusan. Sementara itu daya tarik antarpribadi bergantung pada sedikitnya lima faktor, yaitu: daya tarik (fisik dan kepribadian), kedekatan, pengukuhan atau erat, kesamaan, dan komplementaritas.
Group communication adalah komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok. Kelompok ini bisa kecil, tetapi bisa juga besar. Besar-kecilnya jumlah anggota komunikasi kelompok ini tidak dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menyebut besar-kecilnya komunikasi kelompok. Yang jelas, smal group communication (komunikasi kelompok kecil) itu bersifat lebih rasional, face to face, kohesinya lebih kuat, dan terjadi solidaritas yang dinamis. Komunikasi pada kelompok kecil ini menguntungkan karena tanggapan para komunikan terhadap komunikator dapat langsung saat itu (bersifat dialogis).
Large group communication tidak lain adalah kelompok komunikan yang jumlahnya banyak/besar. Komunikan hampir-hampir tak punya peluang untuk memberi respons verbal kepada komunikator. Jadi, situasi dialogis tidak ada. Pada large group communication ini sering kali terjadi contagion mentale atau biasa disebut dengan wabah mental. Misalnya saja, ada salah seorang bertepuk tangan maka dengan segera akan diikuti oleh yang lain, demikian pula apabila seseorang mengucapkan yell-yell tertentu maka akan segera diikuti yang lain pula. Itulah sebabnya orang-orang di dalam komunikasi kelompok besar ini sering kali mengalami regresi intelektualita, tetapi emosinya menaik. Jangan heran kalau di dalam large group communication ini mudah untuk digerakkan sesuai dengan keinginan komunikator (mungkin positif, akan tetapi mungkin juga negatif).
Disamping Jenis komunikasi antar pribadi diatas,  ada beberapa hal yang perlu di perhatikan adalah unsur pembukaan diri, membangun kepercayaan, berkomunikasi secara non verbal, megungkapkan perasaan, saling menerima dan mendukung.

2.3  Tinjauan Komunikasi Antar Pribadi dalam Perkembangan Zaman
Diri pribadi adalah suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang untuk dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki kekhasan sendiri sebagai manusia ini, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian.
Telah dijelaskan di atas mengenai apa itu komunikasi antar pribadi, factor-faktornya, tahapan dan jenisnya. Sehingga tak perlu penulis jelaskan kembali mengenai hal tersebut pada sub bab ini. Penulis akan lebih mengkaji mengenai kekontemporeran komunikasi antar pribadi.
Mengupas mengenai komunikasi antar pribadi dan kekontemporerannya, maka hal yang lebih menonjol adalah pada media komunikasi yang erat dengan perkembangan teknologi. Ke-kontemporeran akan sangat jelas terlihat di sana. Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat. Keberadaannya membawa pengaruh yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia.
Berbicara teknologi berkaitan dengan komunikasi antar pribadi, maka saat ini tengah merajalela teknologi komunikasi yang bernama handphone. Tak dapat dipungkiri bahwa handphone merupakan alat komunikasi yang tidak dapat ditinggalkan oleh manusia modern ini. Keberadaannya seakan menjadi kebutuhan primer. Kemana pun manusia pergi, barang mungil ini selalu nangkring. Baik di saku maupun di tas.
Selain handphone, internet pun sangat berkontribusi dalam akselerasi perkembangan zaman dan komunikasi. Namun sekali lagi, bahwa memang pada dasarnya teknologi akan membuat mudah hidup manusia, dan bukan berarti semuanya serba sempurna. Maksudnya adalah bahwa dengan teknologi pun ada sisi lain yang merupakan efek negative. Misalnya dalam proses komunikasi antar orang dengan menggunakan media teknologi, antara komunikator dan komunikan tidak langsung bertemu. Sehingga hal tersebut akan memicu kurangnya keefektifan komunikasi.
Pada proses komunikasi antar pribadi dengan menggunakan teknologi sebagai medianya, maka kerap terjadi miss communication. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi antar pribadi komunikasi. Miss communication adalah konflik dalam komunikasi antarpribadi. Untuk imbangkanlah tujuan dari pribadi kita dan hubungan baik dengan pihak lain sehingga keputusan yang diambil tidak merugikan kedua belah pihak.
Pengalaman dalam kehidupan akan membentuk pribadi setiap manusia, tetapi setiap orang juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada diri pribadinya. Kesadaran terhadap diri pribadi ini pada dasarnya adalah suatu proses persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri.

2.4       Penggunaan Isyarat Non Verbal Dalam Komunikasi Tatap Muka Dan  Teori-   Teori Dalam Isyarat Komunikasi Non Verbal.
            Menurut Ekman dan Friesen asal mula suatu aktivitas nonverbal atau tindakan seseorang sebenarnya dapat dijelaskan melalui gerakan system-system syaraf (psikologi), atau kontak-kontak khusus (sosiologi), keragaman hubungan antar kelompok budaya maupun antar pribadi.
Dengan perlambangan dimaksudkan bahwa suatu aktifitas nonverbal dapat diamati dari keterkaitan antar suatu tindakan pemaknaannya.hal ini penting  untuk membedakan manakah tindakan yang benar-benar asli mana yang buat sekedar senang hati saja. Dalam perlambangan menurut kedua ahli tersebut di kenal 3 jenis:
  • Arbritrary: Adalah suatu perilaku nonverbal yang disampaikan sekehendak hati. Sebagai contoh anggukan kepala merupakan satu lambang setuju terhadap sesuatu.
  • Iconic: Adalah isyarat nonverbal yang menyerupai pernyataan yang diwakili suatu pesan. kadang-kadang  kita melukiskan sesuatu dengan menggerakan tangan di udara untuk meyakinkan apa yang sedang di percakapkan.
  • Intrinsic: Merupakan jenis perlambangan intrinsic selalu berisi pengertian dalam tanda itu sendiri sehinggga tanda merupakan bagian pengertian yang di wakilinya. Menangis merupakan suatu contoh yang baik dimana menangis merupakan lambang luapan emosi atau perasaan namun demikian  menangis juga sebagian dari emosi. Jadi menangis merupakan tanda emosi dan bagian dari emosi.
Perlu kita pahami bahwa komunikasi non verbal jauh lebih efektif di bandingkan dengan komunikasi verbal. Hal ini bisa kita lihat dari komunikasi yang menggambarkan ekspresi atau ungkapan tertentu  dan gerak tubuh (johnson, 1981). Komunikasi non verbal lebih jujur, terbuka dan efesien untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebab lebih mudah di pahami.
Dalam komunikasi keseharian kita, ada lima taraf komunikasi yang perlu kita pahami agar kita bisa menjalin hubungan yangbaik dengan sesama yaitu  taraf basa-basi, taraf mebicarakan orang lain, taraf menyataka gagasan dan pendapat, taraf hati dan perasaan dan taraf  hubungan puncak.

Komunikasi Yang Efektif
      Komunikasi efektif bila kita menggunakan kumunikasi non verbal. Komunikasi di katakan efektif bila penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana di maksudkan oleh pengirim. Kenyataannya sering kita gagal memahami. Sumber utama kesalah pahaman  dalam komunikasi adalah cara penerima menangkap makna suatu pesan berdasar dari yang dimaksud dari pengirim.
      Sumber hambatan/ kesalahpahaman memahami makna pesan dari pengirim adalah  bersifat emosional/sosial, mendengarkan secara sadar atau tidak dengan maksud menghakimi si pengirim, gagal menangkap makna konotatif karena kalimat yang ambigu dari pengirim, dan ketidak saling percayaan.
      Bagaimanakah pesan yang efektif itu? Menurut Johnson (1981)  ada 3 syarat yang harus di penuhi yaitu: pesan yang kita kiri mudah di pahami, ada kadar kredibilitas (di percaya sebagai sumber informasi dan memberi motivasi) di telinga penerima dan memiliki keterampilan menyampaikan pesan sehingga mendapat umpan balik yang optimal yang positif dari penerima.




BAB III PENUTUP
Simpulan
3.1.1 Komunikasi menurut Carl I Houvland (Pakar Psikolog) ”Cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, Who? Says, what? In which channels? To whom? With what effect?”
3.1.2 Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) sering dilakukan secara tatap muka (face to face) . Oleh karena itu, bahasa/kata-kata merupakan sarana utamanya. Sekalipun demikian, penggunaan secara kombinasi dan sekaligus antara berbagai simbol-simbol lainnya, seperti gerakan tangan, ekspresi wajah dan sebagainya tentulah lebih positif karena dapat lebih mempertegas makna informasi dalam komunikasi yang sedang dilakukan.
3.1.3 Diri pribadi adalah suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang untuk dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki kekhasan sendiri sebagai manusia ini, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian.

PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIV/AIDS



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIV/AIDS’’ ini dengan baik dan tepat waktu.
Penulis juga berterimakasih kepada dosen pembimbing penulis dan rekan-rekan yang sudah memberikan masukan dan ide-ide atas selesainya makalah ini.
Adapun makalh ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Topik Khusus Dalam memperdalam materi kuliah patologi. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memperdalam wawasan kita untuk memahami materi khususnya tentang penyakit menular seksual.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas ini terdapat kekurangan baik dari segi materi maupun teknik penulisan dan pengetahuan.Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun untuk kekurangan yang ada dari segala pihak yang membaca makalah ini.

Penulis tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih dan semoga tuhan Yang Maha Esa memberikan kebaikan dan rakhmat bagi kita semua.Segala kesalahan, keterbatasan dan kekurangan dalam bentuk apapun yang mungkin ada dalam laporan tugas ini, penulis memohon maaf, kiranya dapat dimaklumi dengan bijaksana.


Medan, Oktober 2013

Penulis


                              








PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIV/AIDS
BAB 1 PENDAHULUAN
                Penyakit menular seksual (PMS) atau kadang-kadang disebut infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang menyebar melalui hubungan seks. Orang awam lebih sering menyebutnya penyakit kelamin. PMS ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan lesi penyakit. Selain melalui kontak seksual, PMS juga dapat menular lewat penggunaan bersama jarum suntik  dan dari ibu ke anak sebelum, selama atau setelah persalinan.
PMS terutama berisiko pada mereka yang berganti-ganti pasangan. Semakin sering Anda berganti pasangan, semakin besar risiko Anda terinfeksi PMS. Risiko PMS dapat dikurangi dengan perilaku seks yang aman.
PMS memengaruhi baik pria maupun wanita. Namun, masalah kesehatan dan konsekuensi jangka panjang PMS cenderung lebih parah pada wanita. Beberapa PMS dapat menyebabkan infeksi radang panggul, abses tuba falopi/ovarium, dan parut organ reproduksi yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim), infertilitas dan bahkan kematian.
Di Indonesia penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan yang cukup cepat. Tidak dapat disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi menular seksual adalah wanita tunasusila (WTS) yang dapat menyusup dalam kehidupan rumah tangga. Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan timbunya berbagai masalah yang berkaitan dengan infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak dikehendaki. Bila penyakit infeksi menular seksual sebagian besar dapat diselesaikan dengan pengobatan yang tepat sehingga tidak menimbulkan penyulit selanjutnya, berbeda dengan kehamilan yang tidak dikehendaki. Masalah terakhir ini mempunyai dampak yang lebih luas baik biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan etika.
Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang memerlukan penanganan yang tepat karena akan dapat menjalar ke alat genitalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang kurang memuaskan akan menimbulkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan akibat akhir rusaknya fungsi alat genitalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul.

BAB 2 PEMBAHASAN
Pengertian
            IMS (infeksi menular seksual) adalah golongan penyakit menular atau penyakit infeksi yang di tularkan terutama dengan cara hubungan seksual melaui penis, vagina, anal,dan oral. Penularan IMS juga dapat terjadi dengan cara lain, yaitu melalui transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV, saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba, tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja atau tidak sengaja, menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril, penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan menyisakan darah pada alat). Bisa juga di tularkan pada bayi saat ibu hamil, melahirkan ataupun menyusui.
IMS ini dapat disebabkan  oleh adanya suatu  virus, bakteri atau parasit jamur.  Ims jika tidak di tangani secara cepat dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya atau fatal. Efek sampingnya yaitu dapat berupa kemandulan pada pria maupun wanita yang di sebabkan oleh penyebaran infeksi pada alat kelamin bagian dalam, seperti Gonore dan klamidia, menyebabkan kematian pada kasus seperti AIDS, Sifilis, dan Hepatitis, menyebabkan kanker dan penyebab penyakit yang selalu kambuh seperti herpes genetalis dan kondulima akuminata, selain itu juga pada ibu yang sedang hamil dan saat itu terkena IMS hal itu bisa menularkan pada bayi yang sedang di kandungnya, dan akan menyebabkan bayi tersebut  lahir cacat, lahir muda, atau bahkan  lahir mati. Dalam makalahkali ini, pembahasan lebih di perdalam tentang IMS dan hubungannya dengan HIV/AIDS.

Gejala-gejala IMS seperti berikut :
1.      Keluarnya cairan yang tidak normal dari saluran kencing atau liang senggama (keputihan yang banyak, berbau amis, berwarna putih kekuning-kuningan atau putih kehijauan), vagina atau tubuh disertai nyeri atau panas pada saat buang air kecil/ melakukan hubungan seksual.
2.      Keluarnya cairan yang tidak normal dari saluran kencing atau liang senggama (keputihan yang banyak, berbau amis, berwarna putih kekuning-kuningan atau putih kehijauan).
3.       Rasa nyeri pada saat kencing atau saat berhubungan seksual.
4.      Rasa gatal pada alat kelamin atau sekitarnya.
5.      Lecet, atau luka kecil disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening.
Jenis
Beberapa jenis penyakit menular seksual yang paling umum:
  • Klamidia. Infeksi klamidia adalah salah satu PMS yang paling umum. Klamidia adalah bakteri berbentuk bola. Banyak orang yang terinfeksi klamidia tidak memiliki gejala sehingga tidak menyadarinya. Hal ini meningkatkan risiko menular ke pasangan dan berkembang kronis menjadi radang panggul. Bila timbul gejala, Klamidia dapat ditandai dengan keluarnya cairan dari penis/vagina, rasa gatal di kelamin, dan rasa sakit saat buang air kecil dan berhubungan seks. Klamidia dapat diobati dengan antibiotik.
  • Gonore (GO). Gonore adalah PMS yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini menginfeksi tidak hanya organ seks, tapi juga tenggorokan atau rektum, tergantung praktik seksual yang dijalankan. Gonore bisa terjadi tanpa gejala. Bila ada, gejalanya sangat mirip dengan Klamidia. Banyak penderita gonore juga terinfeksi klamidia. Untungnya, antibiotik yang memberantas klamidia juga efektif untuk gonore .
  • Herpes genitalis. Herpes genital biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) Tipe II. Lesi herpes ditemukan baik di bagian luar maupun dalam alat kelamin, di sekitar anus dan rongga mulut. Tidak ada obat untuk herpes genital. Virus terus berada di dalam ganglia saraf. Dengan pertahanan tubuh yang baik, kemunculan gejala dapat ditekan. Bila sistem kekebalan tubuh buruk, infeksi dapat kambuh.
  • HIV/AIDS. AIDS adalah PMS paling berbahaya yang disebabkan infeksi HIV (human immunodeficiency virus). Virus ini hadir di semua cairan tubuh, terutama terkonsentrasi di air mani dan darah. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung virus ini. Infeksi HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan sampai saat ini, tapi diagnosis dini sangat penting. Semakin cepat diketahui adanya infeksi HIV, semakin terlindungi calon pasangan Anda dan semakin tepat perawatan medis dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup pasien.
  • Kutil kelamin. Kutil kelamin disebabkan oleh virus papiloma manusia (HPV). Kutil biasanya hadir di penis atau vulva dan juga dapat terjadi di sekitar dubur atau rongga mulut. Kutil kelamin dapat diobati dengan krim khusus dan pembedahan. Beberapa vaksin yang melindungi dari kanker serviks juga dapat mencegah virus penyebab kutil kelamin.
  • Sifilis (raja singa). Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Setelah infeksi awal, bakteri menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan ruam kulit, demam, lelah dan kehilangan rambut.  Sifilis dapat diobati dengan antibiotik .
  • Hepatitis. Hepatitis B,C,D dan E dapat ditularkan melalui hubungan seksual, namun yang paling umum adalah hepatitis B dan D. Virus hepatitis menyerang liver dan dapat menyebabkan sirosis dalam jangka panjang. Meskipun tidak ada obat bagi yang sudah terinfeksi, vaksin hepatitis B tersedia untuk pencegahan hepatitis B dan D.


Apakah AIDS Itu?

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Humman Immunodeficiency Virus) yang merusak kekebalan tubuh, sehingga tubuh mudah diserang oleh bermacam-macam penyakit. AIDS bukan merupakan penyakit turunan, oleh sebab itu dapat menjangkit siapa saja. Sistem kekebalan dianggap menurun ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya menurun (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.  Orang yang mengidap HIV di dalam tubuhnya disebut HIV + (HIV positif) atau pengidap HIV. Orang yang telah terinfeksi HIV  dalam beberapa tahun awal tidak akan menunjukkan gejala, akan tetapi mempunyai potensi sebagai sumber penularan terhadap orang lain.

Cara Kerja HIV dalam Tubuh Manusia dan Perjalanan Infeksinya
Manusia dengan system kekebalan tubuh yang sehat mampu memerangi infeksi dan bakteri karena adanya sel darah putih (Limfosit) yang berperan sebagai “tentara” agar tubuh seseorang tetap sehat dan terbebas dari ancaman infeksi. Limfosit bekerja dengan memanggil bala bantuan limfosit lainnya atu dengan memproduksi antibodi untuk menetralisir benda asing tersebut.  Bila seorang telah terinfeksi HIV maka virus menyerang sel darah putih, khususnya yang disebut CD4. Virus kemudian menyerang CD4 dan merusak system genetikanya sehingga tubuh tidak lagi memproduksi CD4, melainkan mereplikasi HIV, kemudian virus tersebut merusak CD4. Demikian terus menerus sehingga jumlah CD4 dalam tubuh berkurang, akibatnya system kekebalan tubuh menjadi turun dan tubuh mudah terserang infeksi lainnya.

Saat HIV masuk ke dalam tubuh manusia, 3 – 6 bulan pertama disebut periode jendela, yaitu suatu periode waktu dimana pada awal seseorang terinfeksi HIV , akan tetapi bila dilakukan pemeriksaan terhadap darahnya hasilnya negatif, antibody terhadap HIV belum terdeteksi.  Pada saat ini orang tersebut sudah dapat menularkan HIV. Masa inkubasi HIV rata-rata adalah 5-10 tahun, yaitu masa dimana virus HIV masuk ke dalam tubuh manusia sampai menunjukkan gejala penyakit.  Kemudian setelah waktu 5-10 tahun berlalu kemudian muncul gejala penyakit, dan orang tersebut disebut menderita AIDS. Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.


Penularan HIV
Penularan HIV akan terjadi bila terjadi kontak atau percampuran dengan cairan tubuh yang mengandung HIV antara lain melalui :
  • Berhubungan seksual dengan orang dengan HIV positif, baik secara heteroseksual (lain jenis) maupun homoseksual (sesama jenis) tanpa menggunakan kondom. 
  • Melalui transfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV. 
  •  Melalui alat/jarum suntik atau alat tusuk lainnya yang tercemar HIV seperti alat tindik, tattoo, akupuntur dan lain-lain. 
  •  Pemindahan dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya saat persalinan atau penularan lewat air susu ibu ke bayinya.

Dari uraian di atas maka terdapat orang – orang yang berisiko tinggi  tertular HIV yaitu :
  • Wanita atau laki-laki yang berganti-ganti pasangan berhubungan seksual beserta pasangannya 
  • Pekerja Seks Komersil dan pelanggannya 
  • Orang-orang yang melakukan hubungan seksual yang tidak wajar seperti hubungan seks melalui dubur (anal sex
  • Penyalahguna Narkotika dengan suntikan yang menggunakan jarum suntik secara bersama.

Sedangkan hal-hal berikut ini tidak menularkan HIV
  • Bersenggolan dengan pengidap HIV 
  •  Berjabat tangan 
  • Bersentuhan dengan pakaian atau barang-barang lainnyabekas penderita HIV 
  • Penderita HIV yang bersin-bersin, batuk ataupun membuang ingus di depan kita 
  • Bepelukan 
  • Berciuman biasa, bukan deep kiss/ yang menyebabkan lecet 
  •  Melalui makanan dan minuman, atau makan bersama dengan pengidap HIV 
  • Sama-sama berenang di kolam renang 
  •  Pemakaian WC, wastafel atau kamar mandi bersama-sama 
  •  Gigitan nyamuk atau serangga lainnya


      Tahapan perkembangan HIV secara umum dibagi menjadi beberapa tingkat antara lain : 
  1.  Tahapan Primer. Seseorang positif terkena HIV namun belum menunjukkan gejala, gejala hanya berupa gejala flu seperti pusing, agak demam, lemas dan lain-lain sehingga sering terabaikan. Biasanya terjadi setelah 2-4 minggu saat pertama kali virus masuk ke tubuh seseorang. 
  2.  Tahapan Asimptomatik atau Tanpa Gejala. Seseorang sudah HIV positif akan tetapi belum menunjukkan gejala. Jumlah CD4 dalam darah terus berkurang. Kadang-kadang disertai keluhan pembengkakan kelenjar getah bening. 
  3. Tahapan Simptomatik atau bergejala. Seseorang yang sudah terkena HIV  mengalami gejala ringan namun tidak mengancam seperti demam yang bertahan lebih dari 1 bulan, berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan, diare selama lebih dari 1 bulan, berkeringat di malam hari, batuk lebih dari 1 bulan, kelelahan berkepanjangan. Kadang-kadang gejala dermatitis pada kulit, infeksi pada mulut, lidah sering dilapisi lapisan putih, herpes dan lain-lain. Gejala akan semakin parah seiring penurunan jumlah CD4. 
  4.  Tahapan Akhir atau AIDS.  Seseorang sudah menunjukkan gejala AIDS penuh, yaitu adanya penyakit opotunistik, seperti infeksi paru (Pneumocystic jerovicii), kandidiasis, Sarkoma Kaposi, tuberculosis, berat badan menurun drastis, diare tanpa henti, toksoplasma pada otak, dan lain-lain. Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati.

Gejala HIV/AIDS
1. Rasa lelah yang berkepanjangan
2. Sering demam (lebih dari 38* C) disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas
3. Berat badan menurun secara drastis
4. Perbesar kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa ada sebab yang jelas
5. Bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit)
6. Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas
7. Bercak putih atau luka di mulut


HIV digolongkan sebagai Infeksi menular Seksual (IMS) karena keduanya mempunyai keterkaitan yaitu sama-sama dapat ditularkan melalui hubungan seksual, keduanya juga berisiko menyerang orang-orang yang berprilaku berganti-ganti pasangan seks tanpa memakai kondom. Luka basah yang ditemukan pada pasien IMS menjadi pintu masuk HIV langsung ke pembuluh darah, sehingga tertular IMS berarti memperbesar risiko tertular HIV.


Penanganan Gejala IMS
Untuk dapat melakukan penanganan terhadap IMS pada diri sendiri, kita terlebih dahulu harus mengenali tanda gejala IMS yang sudah di sebut di atas, setelah tanda dan gejala sudah di kenali segera lakukan penanganan dengan benar yaitu :
1.      Segera pergi ke dokter untuk diobati
a.       Jangan mengobati IMS sendiri tanpa mengetahui penyakit apa yang menyerang kita (jenis IMS sangat banyak dan ada kemungkinan terjadi komplikasi), dibutuhkan tes untuk memastikan IMS yang diderita.
b.       Jangan minum obat sembarangan. Obat IMS berbeda-beda, tergantung jenis IMS yang diderita.
c.       Jangan pergi berobat ke dukun atau tukang obat. Hanya dokter yang tahu persis kebutuhan obat untuk IMS yang diderita. Penggunaan herbal bisa dilakukan (sebaiknya) jika ada yang mengawasi/penanggungjawab.
2.   Ikuti saran dokter,  jangan menghentikan minum obat yang diberikan dokter meskipun sakit dan gejalanya sudah hilang. Jika tidak diobati dengan tuntas (obat dikonsumsi sampai habis sesuai anjuran dokter) ,  maka kuman penyebab IMS akan kebal terhadap obat-obatan.
3.   Jangan berhubungan seks selama dalam pengobatan IMS. Hal ini berisiko menularkan IMS yang diderita kepada pasangan seks Anda.
4.   Jangan hanya berobat sendiri saja tanpa melibatkan pasangan seks (khususnya pasangan sah). PMS hanya dapat dicegah 100% dengan tidak berhubungan seksual dan melakukan kontak cairan tubuh. Tidak berganti-ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom secara konsisten dapat mengurangi risikonya secara signifikan.
5.   Jaga kebersihan diri untuk mengurangi risiko terinfeksi. Cuci daerah kelamin luar dengan air dan sabun ber-pH netral. Hindari penggunaan sabun antiseptik kuat atau sejenisnya di daerah kelamin Anda.
6.   Ketika ada gejala seperti lesi kulit, gatal atau sensasi terbakar di daerah kelamin Anda, segeralah berkonsultasi dengan dokter agar dapat ditangani sejak dini bila perlu. Hindari seks tanpa pengaman dalam periode ini agar Anda tidak menulari pasangan Anda.
7.   Hindari pemakaian jarum suntik secara bersamaan.

Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat
      Sebagai seorang tenaga kesehatan mempunyai peranan penting untuk mencegah penyakit infeksi menular seksual meskipun tidak berwenang mengobati secara khusus. Namun, tenaga kesehatan masyarakat bisa melakukan pencegahan dengan melakukan promosi kesehatan di daerah-daerah tentang arti pentingnya menjaga kebersihan alat reproduksi serta resiko yang akan di alami  jika terkena IMS yang sangat merugikan bahkan dapat menyebabkan kematian.  Menjaga perilaku agar tidak menyimpang dan dapat berhubungan seksual dengan aman. Dengan begitu diharapkan masyarakat dapat mengerti dan dapat lebih waspada. Tenanga kesehatan masyarakat juga dapat memberi informasi melalui penyuluhan tentang bahaya yang di timbulkan oleh penyakit  infeksi menular seksual.













BAB 3 PENUTUP
a.Saran
Penulis mengharapkan agar tenaga kesehatan  dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini untuk
menambah wawasan dalam penyakit menular seksual dan dapat dicegah atau ditanggulangi di lingkungan
masyarakat dengan mengembangkan pemahaman agar tidak berhubungan seksual secara bebas dan hanya melakukan pada pasangan seks yang resmi, menjaga kebersihan alat kelamin, dan menghidari pemakaian alat suntik secara bersamaan.

b.Kesimpulan
IMS merupakan penyakit seksual yang dirasa cukup membahayakan bahkan menimbulkan kematian, untuk itu perlu adanya suatu pencegahan yang benar dan tepat, menjaga kebersihan alat kelamin dapat menjadi salah satu cara, sehigga nantinya tidak menyebar dan menimbulkan suatu komplikasi. Semua orang dapat beresiko terkena infeksi ini. IMS ada banyak macamnya,pengobatan penyakit berbeda-beda karena penyebab IMS berasal dari berbagai sumber seperti virus, bakteri maupun jamur parasit.
PMS biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lainnya melalui hubungan heteroseksual, homoseksual atau kontak intim melalui genitalia, mulut atau rectum.Beberapa penyakit menular seksual yang dibahas didalam makalah ini mencangkup Gonorhea, Syiphillis, Herpes genital dan HIV /AIDS

Didalam makalah dijelaskan penyebab dan tanda-tanda atau gejala dan penyakit menular seksual antara lain pengeluaran cairan yang tidak normal dan saluran kencing atau liang senggama (berbau amis, keputihan yang banyak sekali) rasa nyeri atau sakit pada saat kencing atau saat berhubungan seksual, lecet, luka kecil yang disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening,dll.Adapun pencegahan atau penanggulangan PMS tergantung dari jenis-jenis PMS yang dijelaskan.












DAFTAR PUSTAKA

Prof.dr.Ida Bagus Gede,Manuaba.Spog, Mengenali Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan.Jakarta.1999
BKKBN. IMS, Jakarta 2002